The Grand Launching of IEC

Tepat pada tanggal 07 September 2008 badan kursus bahasa Inggris yang berada di bawah Bagian Bahasa Pondok Pesantren Fathan Mubina yang bernama IEC (Inginious English Club) telah diresmikan. Pimpinan pondok pesantren, H. Chairuman Kamal, MA. mengatakan “IEC harus menjadi ukuran kemampuan santri di dalam praktek bahasa Inggris sehari-hari, karenanya para santri yang terlibat di dalam IEC harus benar-benar memiliki disiplin bahasa yang lebih dari yang lain, juga tentunya di dalam prestasi di kelas.”

Ustadz Ibrahim Rifki Bafaqih, MS., koordinator bagian bahasa sekaligus penanggung jawab IEC turut menegaskan bahwa belajar bahasa Inggris itu sama dengan belajar komputer. Misalnya, seorang yang mengikuti kursus komputer tapi tidak pernah dipraktekkan pasti kemampuannya tidak sebanding dengan orang yang selalu mengotak-atik komputer walaupun ia tidak mengikuti kursus komputer, bahasa Inggris pun demikian, kuncinya ada pada practice, semakin banyak praktek pasti semakin maju bahasanya.

Peresmian IEC ini dimeriahkan dengan penampilan para peserta IEC baik dari santri putra maupun santri putri. Santri putri menampilkan paduan suara lagu Oh Lord Here I Am dan lagu Thank You Allah. Sementara santri putra menampilkan pertunjukan puisi atau poetry reading, dan drama berbahasa Inggris. Grand Launching ini pun ditutup dengan acara buka puasa bersama.

Semarak Agustus: Olimpiade Matematika dan LCC

Beragam acara telah digelar dengan meriah di dalam menyambut hari kemerdekaan RI yang ke-62. Para santri Pondok Pesantren Fathan Mubina menyambut hari kemerdekaan ini dengan menggelar berbagai acara selama dua hari, yaitu dari hari Minggu 17 Agustus s/d Senin 18 Agustus. OSFAMA (Organisasi Santri Fathan Mubina) menjadi panitia di dalam acara ini.  Beragam acara seperti balap karung, bermain bola dengan kaki diikat berdua, tarik tambang, lomba memasukkan belut ke dalam botol, sampai dengan acara ilmiah dengan menggelar Olimpiade Matematika dan Lomba Cerdas Cermat antar kelas. Acara tujuh belasan tahun ini memang diarahkan bukan hanya kepada acara-acara yang bersifat fun tapi juga mengarah kepada peningkatan kualitas keilmuan para santri. Seperti yang diungkapkan Ustadz Ivan Kennedy, koordinator bagian ekstrakulikuler Pondok Pesantren.

Sementara itu, Olimpiade Matematika yang digelar pada hari kedua perayaan 17 ini, mampu menyedot perhatian dan ketertarikan para santri. Hal ini dibuktikan dengan jumlah peserta yang mencapai 50 orang santri, Ustadz Suhendra, guru matematika sekaligus penanggung jawab acara Olimpiade Matematika ini mengungkapkan, “Soal yang diberikan kepada para santri memang satu jenis, artinya semua kelas baik SMP maupun SMA, mendapatkan soal yang sama. Permasalahan matematika secara teoritis menuntut kejelian dan kemampuan menangkap permasalahan dan kemampuan menyelesaikan permasalah tersebut dengan kemampuan seorang santri dalam mengolah rumus.”

Untuk acara Lomba Cerdas Cermat bertempat di ruang Daarul Munasabat. Sama halnya dengan rangkaian acara yang lain, LCC yang diselenggarakan setiap tahun ini, juga mampu menyedot perhatian para santri, bukan hanya itu para santri pun terlihat begitu sibuk mempersiapkan diri untuk mengikuti perlombaan ini. Tidak seperti Olimpiade Matematika, LCC memfokuskan materi pertanyaan kepada seluruh pelajaran yang diajarkan di kelas, mulai dari pelajaran kepondokan sampai dengan pelajaran sains dan pengetahuan umum.

Pengumuman para juara dan penyerahan hadiah rencananya akan diselenggarakan pada tanggal 24 Agustus 2008. Beragam hadiah pun telah dipersiapkan seperti piala, piagam, dan sejumlah bingkisan.

Masa Ta’arruf Santri 2008

Terhitung dari hari Senin 28 Juli 2008 sampai hari Sabtu 03 Agustus 2008 acara Masta’arri (Masa Ta’arruf Santri) atau biasa dikenal sebagai MOS (Masa Orientasi Siswa) telah dilaksanakan. Para santri baru yang datang ke Pondok Pesantren Fathan Mubina pada tanggal 27 Juli 2008 tersebut diwajibkan untuk mengikuti program Masta’arri ini selama 6 hari, acara Masta’arri diadakan di seputar lingkungan Pondok Pesantren, meliputi acara formal di aula dan di luar ruangan. Acara-acara di aula diisi dengan berbagai tema seputar perkenalan dengan Pondok Pesantren Fathan Mubina, peraturan-peraturan kepondokan, disiplin bahasa, disiplin busana, dan lain sebagainya.

Untuk acara luar ruangan, para santri baru diarahkan untuk bisa beradaptasi dengan cepat dengan lingkungan pondok pesantren. Karenanya berbagai perlombaan yang mengasah kebersamaan selalu diadakan setiap harinya, dimulai dari kompetesi futsal, hiking, camping sampai outbond. Acara outbond diadakan pada hari Rabu untuk santri putra dan hari Kamis untuk santri putri. Berbagai permainan disiapkan untuk kegiatan lapangan ini, di antaranya adalah jaring laba-laba, monkey walk, flying fox, berjalan di atas tali, sampai memancing ikan dari plastik dengan tali yang diikatkan kepada setiap anggota kelompok. Pada hari Sabtunya para santri baru peserta Masta’arri ini dijadwalkan untuk ikut kegiatan camping di seputar lingkungan Pondok Pesantren, meskipun hanya satu malam menginap di tenda para santri baru ini dilarang untuk masuk ke asrama, di selang kegiatan luar ruangan ini panitia mengadakan perlombaan di kolam renang, seperti berenang secara estafet, balapan dengan menggunakan pelampung dari ban dan lain sebagainya.

Di hari terakhir kegiatan Masta’arri ini ditutup dengan kegiatan hiking. Yaitu kegiatan yang mengasah fisik dan mental para santri, para santri putra menggunakan rute ke sebelah utara pondok pesantren dengan diharuskan mencari rute perjalanan sepanjang kurang lebih 8 km sementara para santri putri menggunakan rute sebelah selatan pondok dengan rute sepanjang kurang lebih 7 km. Pada malam harinya, sebagai acara penutupan Masta’arri, panitia mengadakan Pentas Seni dan Kreasi Santri, di mana pada acara tersebut para santri lama mendemontrasikan kebolehan mereka di depan seluruh santri baru dalam kemampuan berbahasa, drama, tarik suara, dan berbagai kreasi lainnya.  Di awal acara penutupan ini pimpinan Pondok Pesantren, Ustadz H. Chairuman Kamal MA, menutup kegiatan Masta’arri dengan resmi sekaligus pula memakaikan jas almamater kepada salah seorang santri baru, sebagai tanda bahwa mereka telah resmi menjadi santri Pondok Pesantren Fathan Mubina.

Kelahiran dan Aqiqah Zeeshan

Zeeshan Dhiya Aldin itulah nama panjang yang diberikan kepada bayi laki-laki salah seorang Ustadz senior Pondok Pesantren Fathan Mubina, ia adalah Ustadz H. Muflih Kamil. Kelahiran Zeeshan memang tidak seperti kakaknya Ghaitsa, Zeeshan lahir dengan operasi cesar, dan sejak lahir harus ditempatkan terlebih dahulu di incubator, selama kurang lebih 5 hari, “Supaya bayi Bapak dapat mencapai tingkatan kehangatan tubuh normal” tutur Ustadz Muflih menirukan perkataan sang dokter.

Zeeshan lahir pada tanggal 03 Juli 2008 di Rumah Sakit Ciawi. Seluruh staf pengajar dan pengurus Pondok Pesantren Fathan Mubina turut mengunjungi ke Rumah Sakit yang jaraknya tidak jauh dari Pondok Pesantren. Lima hari berikutnya putra dari Kepala Pengasuhan Pondok Pesantren ini dibawa pulang ke rumah, 2 hari sebelumnya sang Ibu, Dra. Yayuk Tri Rahayu, lebih awal pulang ke rumah karena sudah diizinkan pulang oleh dokter.

Tepat pada hari Rabu, aqiqah pun diadakan dengan menyembelih 2 ekor kambing. Seluruh Ustadz pun ikut serta menyembelih sekaligus memasaknya di ujung sebelah Barat Pondok Pesantren. Semua pun ikut berbahagia dan bersyukur “Kita semua berdo’a supaya Zeeshan menjadi anak laki-laki yang sholeh, pintar dan menjadi kebanggaan orang tuanya.” Amien.

Siswa/Siswi Baru Mts dan MA Mengikuti Acara MOS

Para siswa/siswi dari Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah telah selesai mengikuti Masa Orientasi Siswa (MOS) selama satu minggu penuh (14 Juli s/d 19 Juli 2008). Para siswa yang non-asrama ini telah diberikan pengenalan secara menyeluruh mengenai Fathan Mubina, termasuk mengenai sejarah Fathan Mubina, struktur kepemimpinan Fathan Mubina, sistem sekolah, kedisiplinan dan lain sebagainya. Para panitia yang terlibat di dalam kegiatan MOS ini adalah para siswa yang berada di dalam struktur Organisasi Siswa Fathan Mubina (OSFAMA), dengan dewan guru sebagai pembimbingnya. Sebagaimana lazimnya kegiatan MOS di sekolah lain, para peserta MOS Fathan Mubina ini diinstruksikan untuk memakai atribut-atribut khusus, seperti topi dari bola plastik yang dibelah dua, menggunakan papan nama, sampai membawa dot bayi untuk dipakai saat para peserta MOS beristirahat. Setiap harinya selama seminggu para peserta MOS diwajibkan untuk datang ke sekolah lebih awal, mereka harus mengawali kegiatan dengan mengikuti kegiatan upacara di lapangan, setelah itu mereka pergi ke aula untuk mengikuti penyajian materi, kemudian setelah acara di aula mereka diberikan berbagai macam permainan.

Di hari ke-3 acara MOS ini para peserta diwajibkan mengikuti kegiatan Out Bond. Kegiatan yang melatih keberanian dan menguji mental para peserta ini berlokasi di lapangan khusus Out Bond, arena permainan yang dipasang di sana antara lain adalah monkey walk dan flying fox. Sebagian di antara mereka menunjukkan ekspresi yang gembira dan tidak sedikit pula yang menunjukkan ekspresi takut. “Out Bond ini semata-mata untuk melatih dan menguji mental serta keberanian para peserta, supaya mereka dapat menaklukkan rasa takut mereka terhadap sesuatu yang seharusnya tidak harus ditakuti. Dan permainan ini akan berpengaruh terhadap perkembangan mental anak di dalam belajar” tandas Pembina OSFAMA Madrasah Tsanawiyah, Bapak Acep Fathurrahman, S.Pd.I.Di hari terakhir MOS, siswa dan siswi baru Mts dan MA Fathan Mubina ini mengikuti kegiatan camping Pramuka. Mereka mendirikan tenda di seputar area sekolah, acara pramuka ini ditutup dengan kegiatan wide game atau hiking ke seputar wilayah perkampungan sembari membagikan sembako gratis kepada orang-orang miskin yang dilakukan oleh para peserta.

Santri Fathan Mubina Kembali dari Liburan

Setelah dua minggu menghabiskan waktu untuk liburan (al’uthlah addirosiyyah) dari tanggal 28 Juni 2008 s/d 13 Juli 2008, para santri dan santriwati Pondok Pesantren Fathan Mubina kembali ke Pondok Pesantren untuk belajar kembali. Mereka kembali dengan diantar oleh orang tua wali masing-masing, kebanyakan di antara mereka menunjukkan wajah yang sumringah dan gembira tatkala berjumpa kembali dengan teman-temannya di pondok.

Di hari pertama, Senin 14 Juli 2008, para santri diperintahkan untuk merapikan dan membersihkan kamar masing-masing. Juga merapikan dan membersihkan kelas mereka.

Para santri dan santriwati yang datang pada hari Minggu tanggal 13 Juli 2008 adalah para santri dan santriwati lama. Sementara untuk santri dan santriwati baru, mereka akan datang ke pondok pesantren pada tanggal 27 Juli 2008.

Insya Allah pada hari Selasa Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) akan berjalan seperti biasa. Tentunya para santri yang naik kelas akan menempati ruangan kelas yang baru dan suasana yang baru pula.

Perpisahan Siswa/Siswi Fathan Mubina

Pada tanggal 28 & 29 Juni 2008, Yayasan Pembangunan Umat Fathan Mubina melaksanakan acara perpisahan dan pelepasan siswa siswi Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah & Pondok Pesantren

Suasana haru terasa didalam gedung aula Fathan Mubina, baik pada tanggal 28/6 bagi siswa/i MI, MTs & MA, maupun bagi santri kelas 6 Pondok Pesantren Fathan Mubina pada hari berikutnya (29/6).

Pelepasan kali ini merupakan pelepasan alumni angkatan ke-19 bagi siswa/i non asrama, dan menjadi alumni angkatan pertama santri atau siswa berasrama (SMA Islam).

Rasa gembira dan sedih menjadi satu, tetapi kesedihan akan perpisahan lebih menguasai suasana saat itu. Namun kami sadar… meskipun tubuh ini tak lagi dekat, dihati ini selalu terkenang dan tetap menyatu…

Selamat jalan anak-anakku…
Selamat berjuang demi Agama, Nusa dan Bangsa…
Kami bangga dan bahagia melihat keberhasilan yang kalian peroleh…
Kami selalu berdo’a… Allah bersama kita…

Pondok Pesantren Fathan Mubina

Pondok Pesantren Fathan Mubina