27 Besar Berani Adu Otak

Hari Minggu tanggal 19 April 2009, satu regu tim Berani Adu Otak dari ponpes Fathan Mubina berangkat menuju Bandung. Acara yang diadakan oleh Cerebrovit ini menjemput tiga orang pelajar terbaik Fathan Mubina untuk beradu otak dengan tim dari sekolah-sekolah lainnya sewilayah Bandung dan Bogor.

Berani Adu Otak adalah sebuah acara yang mengambil konsep dari Lomba Cerdas Cermat atau biasa disingkat LCC. Perbedaannya ada pada jumlah soal, pada acara Berani Adu Otak setiap tim hanya diberikan tiga soal wajib dan tiga soal berikutnya diperebutkan dengan kelompok yang lain, selain itu materi yang ditanyakan adalah Matematika, Bahasa Inggris dan Ilmu Pengetahuan Umum. Dari 400 sekolah yang diundang – dan setiap sekolah diperbolehkan mengirimkan 3 kelompok terbaiknya – tersaringlah 81 tim yang berhak maju ke babak selanjutnya seminggu setelah acara seleksi di Gasibu diselenggarakan, setelah 81 tim terseleksi panitia menyaring 27 tim untuk maju ke babak perempat final dan selanjutnya disaring menjadi 9 tim dan berikutnya 3 tim.

Acara yang ditangani oleh La Baana Event Organiser ini disambut baik oleh hampir seluruh sekolah yang diundang. Bukan saja karena acaranya cukup bergengsi tetapi karena panitia juga menjamin seluruh biaya transportasi dan akomodasi seluruh peserta tanpa terkecuali.

Pada hari Minggu itu tiga orang santri Fathan Mubina dijemput ke Bandung tepatnya di Bandung Indah Plaza. Fakhrul Umam, Lukmanul Hakim dan Dean Riza Rivanda tiga orang perwakilan Fathan Mubina berangkat beserta dua orang pembimbing Ustadz Ivan Abdurrahman dan Ustadz Irvan Caesar Awaluddin. Pada hari sebelumnya, Sabtu 18 April 2009, mereka bertiga berhasil mengalahkan dua tim dari sekolah lain dan masuk ke 27 besar. Dan pada hari Minggu mereka berjuang untuk memperebutkan posisi 9 besar. Tetapi kenyataan berkata lain, Fakhrul Umam dkk. harus rela untuk hanya masuk di 27 besar karena pada waktu itu, tim dari Fathan Mubina dikalahkan oleh salah satu sekolah Kristen di Bogor. “Ya enggak apa-apa sih, mudah-mudahan kekalahan ini membuat kita lebih termotivasi untuk belajar lebih giat lagi, karena kalau gak pernah merasakan pahitnya kekalahan pasti tidak akan menang..” Ujar Lukman dengan tegar.

Ustadz Suhendra, pembimbing sekaligus promotor tim Fathan Mubina mengatakan “Sebenarnya kita juga bersyukur karena kita masuk di 27 besar dari sekolah-sekolah se Bandung dan Bogor, itu merupakan prestasi juga. Hanya kita sekolah Islam satu-satunya yang masuk di 27 besar, yang lainnya dari sekolah umum biasa dan sebagian dari sekolah Kristen.. yang penting usaha anak-anak saya sudah maksimal”, tuturnya mantap.

Tinggalkan komentar

Pondok Pesantren Fathan Mubina

Pondok Pesantren Fathan Mubina