Tidak jauh dari hari raya i’dul adha tahun sebelumnya, kali ini di Pondok Pesantren Fathan Mubina mengisinya dari berbagai acara. Mulai dari satu hari sebelum datangnya hari raya kurban, semua santri diajak untuk melaksanakan ibadah shaum sunnah arafah. Tepat pada tanggal 10 Dzulhijjah semua warga fathan mubina melaksanakan shalat Id berjamaah dan disambung dengan penyembelihan hewan kurban, serta terakhir tidak kalah pentingnya koordinator pengajaran Pondok Pesantren Fathan Mubina mengadakan agenda rutinan yaitu LCC antar kelas bagi santriwan dan santriwatinya.
Suara takbir bergema di malam perayaan Idul Adha. Para santri semangat bertakbir mengagungkan Asma`Nya. Raut wajah sumringah terlihat jelas di wajah mereka. “Asyik besok kita akan nyate,”sambut salah seorang santri. Diantara mereka juga ada yang sibuk menyiapakan untuk LCC besok. Sebagain lainnya juga merapihkan dan menyiapkan tempat untuk shalat I’dul Adha yang diadakan di gedung sport center.
Setelah pelaksanaan shalat Id berjamaah, setiap orang disibukkan dengan kegiatannya masing-masing. Santri menyiapkan untuk LCC dan para ustadz juga tidak kalah sibuknya, enam ekor sapi siap ditumbangkan untuk disembelih. Dengan jumlah hewan kurban yang cukup banyak, ustadz Wahhab sebagai panitia kurban memutuskan penyembelihan hewan kurban dilaksanakan selama dua hari karena keterbatasan tenaga hingga panitia pun melibatkan sebagaian osfama untuk ikut campur dalam penyembelihan hewan kurban.
Apapun yang ada di pondok pesantren adalah pendidikan. Dengan dilibatkannya anggota OSFAMA dalam kepanitiaan kurban merupakan salah satu bentuk pendidikan yang ada di pesantren. Dalam kegiatan ini setidaknya mereka mendapat pelajaran bagaimana cara mengurus hewan kurban, dari mulai tata cara penyembelihan, cara mengkuliti, hingga cara bagaimana pendistribusian daging kurban sampai ke tangan masyarakat. Dengan harapan selepas santri keluar dari pesantren, mereka siap dan tidak ragu lagi apabila diminta masyarakat untuk mengurus hewan kurban. Karena ia telah melakukannya di sini, di pondok pesantren fathan mubina.
Sorak suara santri sekali-kali terdengar memenuhi gedungsport center, memberikan semangat bagi teman-teman sekelasnya yang sedang duduk di panggung. Setiap kelas mengutus beberapa anggota kelasnya dalam tiga kategori perlombaan cerdas cermat, yaitu MIPA, PAI , dan Bahasa. Bagi para santri LCC termasuk lomba bergengsi yang ada di Fathan Mubina. Setiap kelas diuji untuk menjawab berbagai macam soal yang sudah disediakan. Disinilah moment yang menentukan siapakkah kelas terbaik antara kelas putra dan putri.
Setiap perlombaan pastinya ada yang menang ada pula yang kalah. Menang atau kalah bukan tujuan, itu hanya sebagai balasan ataupun hadiah. Melalui LCC santri dilatih untuk berkompetisi dalam kebaikan. Apapun hasilnya nanti, ia dapat menerimanya dengan lapang dada. Yang terpenting adalah melakukan yang terbaik. Feel good, be good and do good.